BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geopolitik dan geoekonomi, kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang sangat strategis. Hal tersebut tercermin dari adanya berbagai konflik di kawasan yang melibatkan kepentingan negara-negara besar pasca Perang Dunia II.
Secara geopolitik dan geoekonomi, kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang sangat strategis. Hal tersebut tercermin dari adanya berbagai konflik di kawasan yang melibatkan kepentingan negara-negara besar pasca Perang Dunia II.
Berakhirnya
Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi
permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan
keamanan. Ternyata di beberapa pelosok dunia, terutama dibelahan bumi Asia
Afrika, masih ada muncul masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus
berlangsung,bahkan pada tingkat perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo
Cina, Palestina, Afrika Selatan, Afrika Utara.
Berakhirnya Perang Dunia I
(1914-1918) ditandai dengan Perjanjian Versailles th.1919 antara Jerman Raya,
Austria, dan Turki (pihak kalah) dengan Inggris & Perancis (pihak menang).
Hasil perjanjian tersebut adalah disetujuinya Liga Bangsa-Bangsa (LBB).
LBB didirikan secara resmi oleh
Woodrow Wilson pada 10 Januari 1920, berkedudukan di Swiss (negara netral).
Beranggotakan 28 negara sekutu dan 14 negara netral.
B.
Rumusan Masalah
1.
Jelaskan sejarah
terbentuknya ASEAN, KAA, dan PBB!
2.
Jelaskan tujuan dan asas
terbentunya ASEAN, KAA, dan PBB!
3.
Jelaskan struktur
organisasi ASEAN, KAA, dan PBB!
A.
Tujuan
1.
Mejelaskan sejarah singkat
ASEAN, KAA, dan PBB
2.
Mengetahui tujuan
dan asas ASEAN, KAA, dan PBB
3.
Menjelaskan strruktur
organisasi ASEAN, KAA, dan PBB
BAB II
PEMBAHASAN
Kerjasama Internasional adalah elemen
penting dalam pelaksanaan kebijakan dan politik luar negeri Indonesia. Melalui
kerjasama-kerjasama Internasional, Indonesia dapat memanfaatkan peluang-peluang
untuk menunjang dan melaksanakan pembangunan nasionalnya. Kerjasama ASEAN
memegang peran kunci dalam pelaksanaan kerjasama Internasional Indonesia karena
ASEAN merupakan lingkaran konsentris pertama kawasan terdekat Indonesia dan
pilar utama pelaksanaan politik luar negeri Indonesia.
1. ASEAN (Association
of South East Asian Nations)
A. LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN ASEAN
Secara geopolitik dan geoekonomi,
kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang sangat strategis. Hal tersebut
tercermin dari adanya berbagai konflik di kawasan yang melibatkan kepentingan
negara-negara besar pasca Perang Dunia II. Diantaranya :
1. Persaingan antar Negara adidaya dan kekuatan besar
lainnya di kawasan antara lain terlihat dari terjadinya Perang Vietnam.
2. Konflik kepentingan diantara sesama negara-negara Asia
Tenggara seperti “konfrontasi” antara Indonesia dan Malaysia.
3. Klaim territorial antara Malaysia dan Filipina
mengenai Sabah.
4. Berpisahnya Singapura dari Federasi Malaysia.
Dilatarbelakangi oleh hal itu,
negara-negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk kerjasama untuk
meredakan rasa saling curiga dan membangun rasa saling percaya, serta mendorong
kerjasama pembangunan kawasan.
Sebelum ASEAN terbentuk pada tahun 1967, negara-negara Asia Tenggara telah
melakukan berbagai upaya untuk menggalang kerjasama regional baik yang bersifat
intra maupun ekstra kawasan seperti :
æAssociation of Southeast Asia (ASA)
æ Malaya, Philipina, Indonesia (MAPHILINDO)
æ South East Asian Ministers
of Education Organization (SEAMEO)
æ South East Asia Treaty Organization (SEATO)
æ Asia and Pacific Council (ASPAC)
Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura dan Thailand menghasilkan rancangan Joint Declaration, yang mencakup kesadaran akan perlunya
meningkatkan saling pengertian untuk hidup bertetangga secara baik serta
membina kerjasama yang bermanfaat di antara negara-negara yang sudah terikat
oleh pertalian sejarah dan
budaya.
B. Sejarah Singkat ASEAN
Asal mula
berdirinya ASEAN di awali dengan kunjungan Menteri luar negeri Filipina, yaitu
Naarciso Ramos ke Indonesia pada tanggal 22 Agustus 1996 untuk mengadakan
pernyataan bersama dengan Menteri luar negeri Indonesia yang bernama, Adam
Malik. Pernyataan tersebut antara lain membahas pentingnya pembentukan sebuah
wadah kerja sama regional di kalangan Asia tenggara, terutama dalam bidang
ekonomi, teknik, sosial dan budaya.
Kemudian, pada
tanggal 5 Agustus 1967 diselenggarakan pertemuan tingkat Menlu di Bangkok,
Thailand. Pada pertemuan tersebut, Indonesia diwakili oleh Adam Malik, Thailand
oleh Thanat Khoman, Malaysia oleh Tun Abdul Rajak, Singapura oleh Sinaathamby
Rajatnam, dan Filiphina oleh Narciso Ramos. Pada akhir pertemuan tersebut,
tepatnya tanggal 8 Agustus 1967, disepakatilah Deklarasi Bangkok yang
menghasilakn lima poin penting kesepakatan, diantaranya adalah terbentuknya
ASEAN (Association of South East Asian Nations), yaitu perhimpunan
bangsa-bangsa Asia Tenggara.
C. Faktor-Faktor Terbentuknya ASEAN
Faktor-faktor
terbentuknya ASEAN, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor
Internal, yaitu bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan sama-sama
sebagai bekas jajahan bangsa Barat.
2. Faktor
Eksternal, yaitu adanya perang Vietnam (Indonesia-China) dan sikap RRC yang
ingin mendominasi Asia Tenggara.
D. Asas dan Tujuan ASEAN
1. Mempercepat
pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan
melalui
usaha dan semangat bersama untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat
bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai;
2. Meningkatkan perdamaian dan
stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum di dalam
hubungan antara negara-negara di kawasan ini serta mematuhi prinsip-prinsip
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa;
3. Meningkatkan kerjasama yang aktif
dan saling membantu dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan
administrasi;
4. Saling memberikan bantuan dalam
bentuk sarana-sarana pelatihan dan penelitian dalam bidang-bidang pendidikan,
profesi, teknik dan administrasi;
5. Bekerjasama secara lebih efektif
guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri, memperluas perdagangan
dan pengkajian masalah-masalah komoditi internasional, memperbaiki
sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi, serta meningkatkan taraf hidup
rakyat;
6. Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara;
7. Memelihara kerjasama yang erat dan
berguna dengan berbagai organisasi internasional dan regional yang mempunyai
tujuan serupa, dan untuk menjajagi segala kemungkinan untuk saling bekerjasama
secara erat di antara mereka sendiri.
E. STRUKTUR ORGANISASI ASEAN
1)
Sruktur ASEAN
Berdasarkan Deklarasi Bangkok
Deklarasi
Bangkok menghasilkan maksud dan tujuan terbentuknya ASEAN. Selain itu,
disepakati pula tentang struktur organisasiASEAN dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, yaitu sebagai berikut :
a)
Sidang tahunan
para menteri luar negeri.
b)
Standing
committee, komite yang bersidang di antara dua Menlu ASEAN untuk menangani
persoalan-persoalan yang memerlukan keputusan para menteri. Komite ini
beranggotakan para duta besar negara anggota.
c)
Komite tetap
dan komite ad hoc (khusus), biasanya terdiri dari tenaga-tenaga ahli dan
pejabat resmi mengenai masalah-masalah yang khusus.
d)
Sekretariat
nasional (Seknas) ASEAN di masing-masing negara anggota ASEAN yang bertugas
mempersiapkan sidang tahunan para Menlu, Standing Commitee, dan komite tetap
serta komite ad hoc.
2)
Struktur ASEAN
Berdasarkan KTT Kuala Lumpur 1977
Dalam KTT kedua di Kuala Lumpur bulan
Agustus 1977, peserta KTT menyepakati dan mengesahkan struktur organisasi ASEAN
yang baru, yaitu :
$Pertemuan
Kepala Pemerintahan yang merupakan otoritas tertinggi ASEAN
$ Sidang tahunan
para Menlu
$ Sidang para
menteri ekonomi setiap 2 tahun sekali
$ Sidang para
menteri sektoral
$ Standing
committee
$ Komite-komite
Berikut, daftar nama-nama SEKJEN ASEAN:
NO
|
NAMA SEKJEN ASEAN
|
ASAL NEGARA
|
MASA JABATAN
|
1.
|
Hartono Dharsono
|
Indonesia
|
7 Juni 1976 - 18 Pebruari
1978
|
2.
|
Umarjadi Notowijono
|
Indonesia
|
19 Pebruari 1978 - 30 Juni
1978
|
3.
|
Datuk Ali Bin Abdullah
|
Malaysia
|
10 Juli 1978 - 30 Juni 1980
|
4.
|
Narciso G. Reyes
|
Filipina
|
1 Juli 1980 - 1 Juli 1982
|
5.
|
Chan Kai Yau
|
Singapura
|
8 Juli 1982 - 15 Juli 1984
|
6.
|
Phan Wannamethee
|
Thailand
|
16 Juli 1984 - 15 Juli 1986
|
7.
|
Roderick Yong
|
Brunei Darussalam
|
16 Juli 1986 - 16 Juli 1989
|
8.
|
Rusli Noor
|
Indonesia
|
17 Juli 1989 - 1 Januari 1993
|
9.
|
Datuk Ajit Singh
|
Malaysia
|
1 Januari 1993 - 31 Desember
1997
|
10.
|
Rodolfo C. Severino
|
Filipina
|
1 Januari 1998 - 31 Desember
2002
|
11.
|
Ong Keng Yong
|
Singapura
|
1 Januari 2003 – 31 Desember
2007
|
12.
|
Surin Pitsuwan
|
Thailand
|
1 Januari 2008-Sekarang
|
Selama 40 tahun pendiriannya, ASEAN
telah berhasil mengembangkan dan mempertahankan stabilitas dan perdamaian di
kawasan Asia Tenggara, serta menumbuhkan saling percaya di antara sesama
anggotanya dan para Mitra Wicara ASEAN. ASEAN juga telah berkontribusi kepada
keamanan dan kestabilan kawasan secara lebih luas di Asia Pasifik melalui Forum
Regional ASEAN (ASEAN Regional Forum/ARF)
sejak 1994. ARF mewadahi dialog dan pertukaran informasi mengenai
masalah-masalah keamanan di Asia Pasifik. Walaupun terdapat keberagaman kondisi
politik, ekonomi, dan kultural di antara negara-negara anggotanya, ASEAN telah
menumbuhkan tujuan dan arah kerjasama, khususnya dalam mempercepat integrasi
kawasan. Hal ini terlihat semakin jelas dengan disepakatinya Visi ASEAN 2020 di
Kuala Lumpur, tahun 1997, dan Deklarasi Bali Concord II di Bali, tahun 2003 mengenai upaya perwujudan
Komunitas ASEAN dengan ketiga pilarnya (politikkeamanan, ekonomi, dan sosial
budaya).
2. KONFERENSI
ASIA AFRIKA (KAA)
a) Latar Belakang
Lahirnya KAA
Berakhirnya
Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi
permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan
keamanan. Ternyata di beberapa pelosok dunia, terutama dibelahan bumi Asia
Afrika, masih ada muncul masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus
berlangsung,bahkan pada tingkat perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo
Cina, Palestina, Afrika Selatan, Afrika Utara.
Masalah-masalah tersebut sebagian
disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi
maupun kepentingan,yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok
Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Hal ini mengekibatkan tumbuhnya permusuhan
antara kedua blok, sehingga disebut “Perang Dingin”.
Sementara itu bangsa-bangsa di dunia,
terutama bangsa-bangsa Asia Afrika, sedang dilanda kekhawatiran akibat makin
dikembangkannya senjata nuklir yang bisa memusnahkan umat manusia. Situasi
dalam negeri dibeberapa Asia Afrika yang telah merdeka pun masih terjadi
konflik antar kelompok masyarakat sebagai akibat masa penjajahan (politik
divide et impera) dan perang dingin antar blok dunia tersebut.
Walaupun pada masa itu telah ada badan
internasional yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi menangani
masalah-masalah dunia, namun nyatanya badan ini belum berhasil menyelesaikan
persoalan tersebut. Sedangakan kenyataannya, akibat yang ditimbulkan oleh
masalah-masalah ini, sebagian besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika.
Persiapan KAA
diawali dengan adanya Konferensi Colombo pada tanggal 28 April – 2 Mei 1954
antara lima perdana menteri, yaitu Perdana Menteri Sir Jhon Kotelawala
(Srilanka), U Nu (Birma), Jawaharlal Nehru (India), Ali Sastroamidjojo
(Indonesia), dan Mohammed Ali (Pakistan). Tujuan dari konferensi ini adalah
untuk memperkuat hubungan antara lima negara tersebut serta membicarakan
usaha-usaha untuk memelihara perdamaian.
Kemudian tanggal 29 Desember
1954 kelima negara tersebut mengadakan Konferensi Bogor, dimana merupakan
kelanjutan perundingan tentang gagasan yang timbul dalam Konferensi Colombo,
yaitu gagasan untuk menyelenggarakan Konferensi negara-negara Asia-Afrika.
Hasil keputusannya adalah mengadakan Konferensi Asia-Afrika pada permulaan
tahun 1955 di Bandung.
b)
MAKSUD & TUJUAN KAA
Konferensi
Bogor menghasdilkan 4 tujuan pokok KAA, yaitu :
1. Untuk
memajukan goodwill (kehendak yang luhur) dan kerjasama antar bangsa-bangsa Asia
dan Afrika, untuk menjelajah serta memajukan kepentingan-kepentingan mereka,
baik yang silih ganti maupun yang bersama, serta untuk menciptakan dan
memajukan persahabatan serta perhubungan sebagai tetangga baik.
2. Untuk
mempertimbangkan soal-soal serta hubungan-hubungan di lapangan sosial, ekonomi,
dan kebudayaan Negara yang diwakili.
3. Untuk
mempertimbangkan soal-soal yang berupa kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia
dan Afrika, misalnya soal-soal yang mengenai kedaulatan nasional dan tentang
masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme.
4. Untuk
meninjau kedudukan Asia dan Afrika, serta rakyat-rakyatnya didalam dunia dewasa
ini serta sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta
kerja sama didunia.
c)
PELAKSANAAN KAA
• Pada kesempatan memeriksa persiapan-persiapan terakhir di Bandung pada
tanggal 17 April 1955, Presiden RI Soekarno meresmikan penggantian nama Gedung
Concordia menjadi Gedung Merdeka, Gedung Dana Pensiun menjadi Gedung Dwi Warna,
dan sebagian Jalan Raya Timur menjadi Jalan Asia Afrika. Penggantian nama
tersebut dimaksudkan untuk lebih menyemarakkan konferensi dan menciptakan
suasana konferensi yang sesuai dengan tujuan konferensi.
• Pada tanggal 15 Januari 1955, surat undangan Konferensi Asia Afrika
dikirimkan kepada Kepala Pemerintahan 25 (dua puluh lima ) negara Asia dan
Afrika. Dari seluruh negara yang diundang hanya satu negara yang menolak
undangan itu, yaitu Federasi Afrika Tengah (Central African Federation), karena
memang negara itu masih dikuasai oleh orang-orang bekas penjajahnya. Sedangkan
24 (dua puluh empat) negara lainnya menerima baik undangan itu, meskipun pada
mulanya ada negara yang masih ragu-ragu. Sebagian besar delegasi peserta
konferensi tiba di Bandung lewat Jakarta pada tanggal 16 April 1955.
d)
HASIL KAA
Harapan baik dari hasil KAA adalah seperti yang dikutip bagian
terakhir pidato penutupan ketau KAA sebagai berikut. “Semoga kita dapat
meneruskan perjalanan kita diatas jalan yang telah kita pilih bersama-sama dan
semoga Konferensi Bandung ini tetap tegak sebagai sebuah mercusuar yang membimbing
kemajuan di masa depan dari Asia da Afrika.”
PRINSIP-PRINSIP KAA (DASASILA BANDUNG)
1) Menghormati
hak-hak dasar manusia, tujuan, dan asas yg termuat dalam Piagam PBB
2) Menghormati
kedaulatan & integritas territorial semua bangsa
3) Mengakui
persamaan semua ras, semua bangsa besar & kecil
4) Tidak ikut
campur dalam urusan negara lain
5) Menghormati
hak-hak tiap bangsa sesuai dengan piagam PBB
6) Tidak
mempergunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi
kepentingan khusus dari salah satu negara dari negara-negara besar
7) Tidak
menggunakan tekanan terhadap Negara lain
8) Tidak
melakukan kekerasan terhadap integritas territorial dan kemerdekaan suatu
negara
9) Menyelesiakan
segala persoalan internasional dengan damai
10) Memajukan kepentingan bersama
& kerja sama
11) Menghormati hukum &
kewajiban internasional
3. PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB)
- LATAR BELAKANG PBB
Berakhirnya Perang Dunia I
(1914-1918) ditandai dengan Perjanjian Versailles th.1919 antara Jerman Raya,
Austria, dan Turki (pihak kalah) dengan Inggris & Perancis (pihak menang).
Hasil perjanjian tersebut adalah disetujuinya Liga Bangsa-Bangsa (LBB).
LBB didirikan secara resmi oleh
Woodrow Wilson pada 10 Januari 1920, berkedudukan di Swiss (negara netral).
Beranggotakan 28 negara sekutu dan 14 negara netral.
Tujuan LBB :
ø Menghindari peperangan
ø Menyelesaikan segala sengketa secara damai
ø Membuka kerjasama ekonomi, sosial, budaya, pendidikan antar negara
LBB sebagai organisasi dunia
tidak mampu menciptakan perdamaian dunia, sehingga banyak negara yang melakukan
agresi terhadap negara lain. Hal tsb mengakibatkan anggota LBB satu persatu
keluar dari keanggotann LBB.
Sekalipun LBB mengalami
kegagalan, namun LBB berhasil melakukan hal-hal berikut :
ï Meletakkan dasar keinginan manusia utk memelihara perdamaian
ï Cikal bakal berdirinya PBB
ï Memberikan pelajaran mengenai berorganisasi dlm masyarakat internasional
B.
ASAS & TUJUAN PBB
- ASAS PBB (berdasarkan pasal 2 Piagam PBB)
Selaku anggota PBB :
a) Memiliki
persamaan derajat & kedaulatan
b) Memiliki hak
& kewajiban yg sama
c) Menyelesaikan
segala sengketa secara damai
d) Memberikan
bantuan sesuai Piagam PBB
e) Tdk boleh
mencampuri urusan dlm negeri suatu negara
2.
TUJUAN PBB (berdasarkan pasal 1 Piagam PBB)
a) Memelihara
perdamaian & keamanan internasional
b) Memajukan
hubungan persahabatan antarbangsa
c) Menciptakan
kerajasama dlm bidang ekonomi, politik, budaya, kemanusiaan
d) Menjadikan
PBB sbg pusat kegiatan dlm mewujudkan tujuan & cita-cita PBB
C.
STRUKTUR ORGANISASI PBB
1)
MAJELIS UMUM (organisasi tertinggi)
Setiap negara mengirimkan sedikinya 5 wakil & memiliki 1 hak suara
Tugas & Wewenang Majelis Utama :
a) Membahas
masalah perdamaian & keamanan internasional
b) Membahas
kerjasama & hubungan internasional dlm bidang ekonomi, politik, budaya,
pendidikan, peeikemanusiaan, dan keamanan
c) Berperan sbg
pengawas daerah perwalian
d) Mengambil
keputusan yg berkenaan dgn kegiatan PBB
e) Menetapkan
anggaran belanja PBB
f) Mengadakan perubahan Piagam PBB
g) Memilih
anggota tdk tetap Dewan Keamanan, Dewan ECOSOC, Dewan Perwalian, dan Mahkamah
Internasional
h) Menerima,
memberi sanksi, dan berhak mengeluarkan negara dari keanggotaan PBB
2) DEWAN KEAMANAN
Dibentuk
berdasarkan Konferensi Semenanjung Krim yg menghasilkan Piagam Yalta.
Terdiri dari
15 anggota yg terbagi menjadi dua :
a) Anggota tetap (5 negara/the big five) = AS, Perancis, Rusia, Cina,
Inggris
b) Anggota tidak tetap (10 negara) = dipilih oleh Majelis Umum
Tugas & wewenang Dewan Keamanan :
1) Menyelesaikan
sengketa secara damai
2) Mencegah tindakan
negara yg akan membehayakan keamanan & perdamaian dunia
3) Mengawasi
daerah-daerah yg sedang dipersengketakan
4) Bersama
Majelis Umum memilih hakim-hakim Internasional
3) DEWAN EKONOMI dan SOSIAL (ECOSOC)
Terdiri dari
18 negara anggota yg dipilih oleh Majelis Umum
Tugas & wewenang :
1) Bertanggung jawab dlm penyelenggaraan kegiatan ekonomi & sosial PBB
2) Mempertinggi penghargaan terhadap HAM
3) Mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan. Kemanusiaan,
kesehatan
4) Memberikan bantuan ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan.
Kemanusiaan, kesehatan
5) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan khusus dgn konsultasi dan
menyampaikan melalui Majelis Umum
4)
DEWAN PERWALIAN
Terdiri dari
:
a.
anggota yg menguasai daerah perwalian
b. anggota tetap Dewan Perwalian
c.
sejumlah anggota yg dipilih oleh sidang umum PBB
Tugas pokok
Mengatasi & membimbing
negara-negara yg belum memiliki pemerintahan sendiri dan daerah-daerah mandat.
Fungsi Dewan Perwalian :
a.
Mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian dlm negara untuk mendapat
kemerdekaan sendiri
b.
Memberikan dorongan untuk mengormati HAM
c.
Melaporkan hasil pemeriksaan kepada sidang umum PBB
5) MAHKAMAH INTERNASIONAL
Dibentuk tahun 1920 di Den
Haag. Terdiri atas15 hakim yang berasal dari 15 negara anggota PBB
Tugas Mahkamah Internasional :
a) Memeriksa perselisihan antar negara-negara anggota PBB
b) Memberikan pendapat kepada Majelis Umum PBB
c) Mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak terhadap salah satu pihak yg
berselisih
d) Memberikan nasihat tentang persoalan hukum kpd Majelis Umum & Dewan
Keamanan
6) SEKRETARIAT
Tugas utama Sekretariat :
1. Melaksanakan tugas-tugas administratif PBB yang harus melayani
kepentingan badan –badan PBB
- Membuat laporan tahunan untuk Majelis Umum ttg seluruh kegiatan PBB
- Bertanggung jawab untuk mengajukan kepada Dewan Keamanan PBB setiap situasi yg menurut pendapatnya dpt membahayakan perdamaian dunia
D.
PERANAN PBB TERHADAP DUNIA
a.
Mengurangi ketegangan dunia setelah berakhirnya Perang Dunia II sampai
berakhirnya Perang Dingin
b. Menigkatkan taraf hidup negara-negara miskin dan berkembang agar mampu
membangun ekonomi negaranya melalui bantuan Bank Dunia yaitu IMF
c.
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berusaha mengawasi
perkembangan iptek, terutama teknologi nuklir dan atom agar mampu membawa
kesejahteraan umat manusia.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Asal mula
berdirinya ASEAN di awali dengan kunjungan Menteri luar negeri Filipina, yaitu
Naarciso Ramos ke Indonesia pada tanggal 22 Agustus 1996 untuk mengadakan
pernyataan bersama dengan Menteri luar negeri Indonesia yang bernama, Adam
Malik. Pernyataan tersebut antara lain membahas pentingnya pembentukan sebuah
wadah kerja sama regional di kalangan Asia tenggara, terutama dalam bidang
ekonomi, teknik, sosial dan budaya.
KONFERENSI ASIA
AFRIKA (KAA)
Berakhirnya
Perang Dunia II pada bulan Agustus 1945, tidak berarti berakhir pula situasi
permusuhan di antara bangsa-bangsa di dunia dan tercipta perdamaian dan
keamanan. Ternyata di beberapa pelosok dunia, terutama dibelahan bumi Asia
Afrika, masih ada muncul masalah baru yang mengakibatkan permusuhan yang terus
berlangsung,bahkan pada tingkat perang terbuka, seperti di Jazirah Korea, Indo
Cina, Palestina, Afrika Selatan, Afrika Utara.
Masalah-masalah tersebut sebagian
disebabkan oleh lahirnya dua blok kekuatan yang bertentangan secara ideologi
maupun kepentingan,yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok
Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Hal ini mengekibatkan tumbuhnya permusuhan
antara kedua blok, sehingga disebut “Perang Dingin”.
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB)
Berakhirnya Perang Dunia I
(1914-1918) ditandai dengan Perjanjian Versailles th.1919 antara Jerman Raya,
Austria, dan Turki (pihak kalah) dengan Inggris & Perancis (pihak menang).
Hasil perjanjian tersebut adalah disetujuinya Liga Bangsa-Bangsa (LBB).
LBB didirikan secara resmi oleh
Woodrow Wilson pada 10 Januari 1920, berkedudukan di Swiss (negara netral).
Beranggotakan 28 negara sekutu dan 14 negara netral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar